Jumat, 10 Juni 2016

Makalah Sejarah Pemikiran Kalam



SEJARAH ALIRAN BAHA’IYYAH
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Pemikiran Kalam
Dosen Pengampu : Drs. Achmad Bisri, M.Ag.


DisusunOleh :

Ahmat Syaeful Ali       (1504026096)
Rahayu Sutiyoko N     (1504026097)

JURUSAN TAFSIR HADIST
FAKULTAS USHULUDDINDAN HUMAIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
 2016



BAB I
PENDAHULUAN
a.       Latar belakang
Akhir-akhir ini ramai dibicarakan tentang sebuah sekte yang bernama Baha’i atau Baha’iyah. Pembicaraan mengenai sekte minoritas ini bertitik pada sebuah ajaran mengakui eksistensi Baha’iyah dan melindungi penganutnya. Sebelum jauh melontarkan pendapat kita bagaimana sikap tepat yang harus kita pilih dalam menilai Baha’iyah, patut kira nya kita ketahui apa itu pemikiran Baha’iyah dan bagaimana perjalanan sejarah mereka. Mungkin masih banyak di antara kita yang belum mengetahui bagaimana sebenarnya sekte Baha'iyyah ini dan bagaimana pokok ajaran mereka. Pada edisi kali ini, kami akan membahas yang mengenai aliran bahaiyyah.

b.      Rumusan masalah
·         Bagaimanakah sejarah perkembangan aliran bahaiyyah ?
·         Apa sajakah pokok - pokok ajaran aliran bahaiyyah ?

c.       Tujuan makalah
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang sejarah perkembangan bahaiyyah dan pokok pokok aliran bahaiyyah.











BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah perkembangan bahaiyyah
Sejarah perkembangan aliran bahaiyyah sendiri atau pencetus ajaran Bahaiyah adalah Husein Ali yang dikenal dengan al-Baha’. Ia lahir di Desa Nur di Propinsi Mazandran, Iran, pada 11 November 1817. Ayahnya bernama al-Mirzah Abbas Basrak an-Nuri merupakan seorang pegawai di departemen keuangan di Kerajaan Iran (sebelum Republik Syiah Iran). Sang ayah memiliki hubungan dekat dengan duta besar Iran untuk Rusia dikarenakan saudaranya seorang juru tulis kepercayaan di kedutaan negeri beruang merah tersebut. Adapun ibu dari Husein Ali adalah Hanim Jani atau Khatim Jani yang merupakan istri pertama dari Abbas, ayah Husein Ali.
 Husein merupakan anak ke-3 dari 15 bersaudara. Di masa kecilnya Husein tidak bersekolah di sekolah resmi atau madrasah keagamaan tertentu, ia dididik ayahnya di rumah mereka. Setelah itu ia berusaha sendiri mengkaji buku-buku untuk menambah khazanah pengetahuannya. Husein sering membaca buku-buku Sufiyah dan Syiah, terutama buku Syiah Ismailiyah dan filsafat Yunani klasik. Ia juga terpengaruh dengan pemikiran Budha dan Zoroaster. Di masa mudanya, Husein bergabung dengan aliran Babiyah. Sebuah aliran pemikiran (sekte) yang didirikan oleh Ali Muhammad Asy-Syirazi yang mengklaim dirinya sebagai seorang nabi dan pembawa risalah. [1]
Setelah Ali Muhammad Asy-Syirazi tewas dieksekusi mati di tahun 1868, Husein mengklaim dirinya adalah orang yang diwarisi kepemimpinan oleh pendiri ajaran Babiyah ini. Mulailah orang-orang mengikuti Husein, lalu ia menggelari dirinya dengan Baha-ullah (بهاء الله). Saat dakwah Bahaiyah mulai tersebar, kekhalifahan Utsmani pun mengambil tindakan. Akibatnya pada tahun 1868 Husein diasingkan ke Kota Acre. Tidak disangka, malah di kota ini Husein mendapat dukungan dari masyarakat Yahudi  Acre. Orang-orang Yahudi menyambutnya dengan hangat, membekalinya dengan harta, dan menjamin keamanannya. Sejak saat itulah Kota Acre menjadi basis utama ajaran Bahaiyah. Mendapat angin surga, kesesatan Husein Ali kian menjadi. Dari mengaku sebagai pembawa risalah, ia meningkatkan maqomnya menjadi pemilik sifat-sifat ilahi. Ia katakan bahwa dirinya adalah al-Qayyum yang mengurusi para makhluk, ia sematkan sifat kekal untuk dirinya, ruh Allah menyatu bersamanya, ia mengutus para nabi dan rasul, dan mewahyukan agama-agama.
Bahaiyah bahwasanya Allah menyatu dalam diri Baha-ullah, Husein Ali. Karena itu, dalam ajaran ini diyakini Baha-ullah lah yang menciptakan segala sesuatu. Dalam ajaran ini, angka 19 adalah angka suci sehingga tidak heran mereka menjadikan bulan ada 19 bulan dan terdiri dari 19 hari. Mereka menjadikan Zoroaster, Konfusius, dan tokoh-tokoh besar lainnya di kalangan India dan Cina sebagai nabi. Mereka mengharamkan hijab bagi wanita dan menghalalkan mut’ah. Ajaran ini cukup diakui oleh orang-orang Eropa dan Amerika lantaran eksistensi Abbas Abdul Baha’ yang senantiasa turut serta dalam berbagai konfrensi orang-orang Eropa dan Amerika, baik konfrensi itu mengenai komunisme atau tentang sekulerisme. Sebagai pengakuan eksistensi Baha-iyah, di Chicago, Bahaiyah, pernah diadakan konfrensi Bahaiyah terbesar sepanjang sejarah aliran ini.Populasi terbesar orang-orang Bahaiyah berada di Iran, kemudian sebagian kecil berada di Irak, Suriah, Libanon, dan Palestina.[2]
B.     Pokok ajaran bahaiyah
a.       Tuhan
Para penganut Bahá'í beriman kepada Tuhan. Bahá'u'lláh menegaskan bahwa untuk memahami atau mengisyaratkan Realitas Ilahi dalam pernyataan mana pun, tidak lain hanyalah penipuan diri: "Bagi mereka yang berilmu dan hatinya diterangi, telah terbukti bahwa Tuhan, Hakikat yang tak dapat diketahui, Keberadaan Suci, sangatlah dimuliakan melebihi segala sifat manusia, seperti keberadaan jasmani, naik dan turun, maju dan mundur. Jauhlah dari kemuliaan-Nya bahwa lidah manusia dapat mengatakan pujian yang cukup bagi-Nya, atau hati manusia memahami rahasia-Nya yang tak terkira." Menurut ajaran Bahá'í, alat yang dipakai oleh Pencipta segala makhluk untuk berinteraksi dengan ciptaan-Nya yang terus berevolusi adalah munculnya Sosok-sosok kerasulan yang mewujudkan sifat-sifat dari Ketuhanan Yang tak dapat dijangkau itu: "Oleh karena pintu pengetahuan ditutup sedemikian rupa di depan wajah semua makhluk, maka Sumber kemuliaan yang tak terhingga telah menyebabkan para Permata Kesucian muncul dari alam rohani, dalam bentuk mulia badan manusia dan dijelmakan kepada seluruh umat manusia, agar mereka membagikan rahasia Tuhan kepada dunia, dan mengabarkan tentang kehalusan Hakikat-Nya yang kekal." Menurut Bahá'u'lláh, apa yang dimaksud dengan "mengenal Tuhan", adalah mengenal para Perwujudan yang menyatakan kehendak-Nya dan sifat-sifat-Nya, dan justru di sinilah jiwa menjadi akrab dengan Pencipta Yang melebihi bahasa maupun pemahaman. Agama Bahá'í menganggap para "Perwujudan Tuhan" itu, yang telah menjadi pendiri agama-agama besar di dunia, sebagai wakil Tuhan di bu I dan pembimbing utama umat manusia.
b.      Agama
Menurut Bahá'u'lláh: "Agama merupakan sarana terbesar untuk menciptakan tata tertib di dunia dan kebahagiaan yang sentosa bagi semua yang berdiam di dalamnya." Mengenai kemunduran atau penyelewengan agama, dia menulis: "Jika lampu agama meredup, maka keributan dan kekacauan akan terjadi, cahaya-cahaya kejujuran, keadilan, ketenangan dan kedamaian, akan berhenti bersinar." Jadi, peran agama dinilai sangat penting. Sebagaimana telah ditulis oleh Bahá'u'lláh: "Agama Tuhan adalah untuk kasih dan persatuan; janganlah membuatnya penyebab kebencian dan perselisihan."Dalam pandangan Bahá'í, agama memiliki dua aspek, yaitu aspek hakiki dan aspek sementara. Aspek hakiki adalah ajaran-ajaran kerohanian yang tidak berubah, sedangkan aspek sementara adalah peraturan-peraturan yang diberikan sesuai dengan keperluan zamannya. Tulisan Bahá'í mengumpamakan para Perwujudan Tuhan dengan seorang dokter, yang tugasnya adalah "menyembuhkan umat manusia yang terpecah-belah dari penyakitnya." Obat yang diberikan pada suatu zaman tidak akan sama dengan obat yang diberikan pada zaman berikutnya. Oleh karena itu, agama-agama besar di dunia tampaknya berbeda-beda. Tapi sebenarnya, menurut ajaran Bahá'í, semua agama itu tunggal dan berasal dari Sumber yang sama. Menurut ajaran Bahá'í, agama Tuhan sesuai dengan ilmu pengetahuan. Kepercayaan yang tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan bukanlah iman tetapi ketakhayulan belaka

.
c.       Manusia
Ajaran sosial yang terpenting dari agama Baha’i adalah kesatuan umat manusia dan persatuan dunia. Dalam kata-kata Baha’ullah: "kesatuan telah ditegakkan; janganlah engkau memandang satu sama lain sebagai orang asing. Engkau adalah buah-buah dari satu pohon dan daun-daun dari satu dahan." "Bumi hanyalah satu tanah air dan umat manusia warganya." Pada tingkat individu dan masyarakat, orang-orang Bahá'í dianjurkan untuk menghapus segala macam prasangka buruk yang berdasarkan ras, agama, atau kelas sosial. Dan sebagai umat beragama, orang-orang Bahá'í didorong untuk berasosiasi dan bekerja bersama dengan semua agama lainnya. Kata Bahá'u'lláh: "Bergaullah dengan para pengikut semua agama dengan penuh keramah-tamahan dan persahabatan."Agama bahai mengajarkan persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria. Tulisan Baha’i menyatakan: "Dunia kemanusiaan memiliki dua sayap yang satu kaum wanita dan yang satu lagi kaum pria. Burung itu tidak dapat terbang sebelum kedua sayapnya itu berkembang ke tingkat yang sama." Kemajuan kaum wanita juga dianggap sebagai prasyarat bagi tercapainya perdamaian dunia.
Salah satu ajaran yang diberi tekanan khusus dalam agama Bahá'í adalah pendidikan. Bahá'u'lláh berkata: "Anggaplah manusia sebagai tambang yang kaya dengan permata-permata yang tak ternilai harganya. Hanya pendidikanlah yang dapat menampakkan kekayaannya itu dan memungkinkan umat manusia mendapatkan keuntungan darinya." Pendidikan universal adalah asas Bahá'í dan semua keluarga Bahá'í dianjurkan untuk mendidik anak-anaknya. Dan apabila dalam suatu keluarga dana tidak tersedia untuk mendidik semua anak, maka diusulkan agar diberikan kepada anak perempuan, karena anak perempuanlah yang kelak akan menjadi ibu, dan ibu adalah pendidik pertama dari generasi baru.[3]




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Dari beberapa paparan diatas dapat disimpulka bahwa bahaiyyah adalah ajaran yang menekankan pada kesatuan spiritual bagi seluruh umat manusia. Dalam ajaran Bahá'í, sejarah keagamaan dipandang sebagai suatu proses pendidikan bagi umat manusia melalui para utusan Tuhan. Dia menyatakan bahwa misinya adalah untuk meletakkan pondasi bagi persatuan seluruh dunia, serta memulai suatu zaman perdamaian dan keadilan, yang dipercayai umat Bahá'í pasti akan datang.
a.       Saran
Dalam makalah ini tentunya masih banyak sekali koreksi dari para pembaca, karena kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari pada sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca dan dengan itu semua makalah ini akan mejadi lebih baik lagi.


















DAFTAR PUSTAKA.
Jaiz, Ahmad Hartono. 2002. Aliran dan Paha Sesat di Indonesia, Jakarta: PUSTAKA Al-KAUTSAR

Abbas, Siradjuddin. 1983. I’itiqad Ahlussunah Wal-jama’ah, Jakarta PUSTAKA TARBIYAH




[1] Hartono Ahmad Jaiz,Aliran dan Paha Sesat di Indonesia,(Jakarta:PUSTAKA Al-KAUTSAR,2002),hlm,67
[2] Ibid,hlm 69
[3] Siradjuddin Abbas,I’itiqad Ahlussunah Wal-jama’ah,(Jakarta,PUSTAKA TARBIYAH 1983)

1 komentar:

  1. 1xbet korean sportsbet - Sportsbet, 1xbet korean football
    1xbet korean sportsbet. Sportsbet. Sportsbet. 1xbet korean Sportbet. 1xbet korean football. Sportbet. Sportsbet. 1xbet korean choegocasino football. 1xbet korean 메리트 카지노 football

    BalasHapus