BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pelajaran Bahasa Indonesia sangat penting dikuasai dalam seluruh tingkatan
pendidikan termasuk di perguruan tinggi. Tujuan dari adanya pelajaran ini
adalah agar para rakyat khususnya para pelajar dapat terampil berbahasa Indonesia
yang meliputi terampil menyimak, berbahasa, membaca dan menulis. Agar dapat
mencapapi tujuan itu, kosa kata yang
cukup sangatlah dibutuhkan. Selain mempunyai banyak kosakata, makna kata – kata
tersebut juga harus dikuasai untuk lebih memperkaya kosa kata yang dimiliki. Oleh karena itu, makalah ini dibuat
untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan para pembaca mengenai makna kata.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian Makna Kata
2.
Jenis-jenis
Makna Kata
3.
Relasi
Makna Kata
4.
Pergeseran
makna Kata
BAB II
PEMBAHASAAN
A.
Pengertian
Makna Kata
Makna kata dapat diartikan sebagai
maksut yang terkandung di dalam suatu kata, pembicaraan, atau pikiran.[1]
Makna adalah hubungan pertalian antara bentuk dan acuan. Contohnya: kata
‘rumah’ yang berarti tempat tinggal. Rangkaian bunyi r-u-m-a-h adalah
bentuk suatu kata, sedangkan tempat tinggal adalah sesuatu yang diacu oleh
bentuk kata tersebut.
B.
Jenis-jenis
Makna Kata
Makna di dalam sastra Bahasa Indonesia ditentukan dalam beberapa kriteria
atau jenis dan juga sudut pandang. Jenis makna dalam Bahasa Indonesia sangat
banyak diantaranya :
Berdasarkan jenis semantiknya, dapat dibedakan antara makna leksikal dan
makna gramatikal, berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem
dapat dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial, berdasarkan
ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna
denotatif dan makna konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal makna
kata dan makna istilah atau makna umum dan makna khusus, berdasarkan ada atau
tidaknya hubungan (asosiasi,refleksi) makna sebuah kata dengan makna kata lain
dibagi menjadi makna konseptual dan asosiatif, berdasarkan bisa atau tidaknya
diramalkan atau ditelusuri, baik secara leksikal maupun gramatikal dibagi
menjadi makna idiomatik dan peribahasa, dan kata atau leksem yang tidak
memiliki arti sebenarnya, yaitu oposisi dari makna sebenarnya disebut makna
kias.[2]
1.
Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Makna leksikal adalah makna yang
sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil observasi indera kita, maka ia
bersifat apa adanya atau makna yang ada didalam kamus. Contohnya :
-
Pensil,bermakna leksikal sejenis
alat tulis yang terbuat dari kayu dan arang.
-
Air, bermakna leksikal sejenis
barang cair yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Makna
gramatikal adalah makna suatu kata setelah kata itu mengalami proses
gramatikalisasi, seperti pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan dan sangat
bergantung pada struktur kalimatnya sehingga sering pula disebut makna
struktural. Contohnya:
-
Kebapakan: bersifat seperti seorang
bapak, dewasa, bijaksana, dan berwibawa.
Contoh: Semanjak mempunyai anak, Ali
semakin kebapakan.
-
Berumah: mempunyai rumah
Contoh: Dia berumah di bekasi.
2.
Makna Referensial dan Makna
Nonrefensial
Makna referensial adalah sebuah kata yang memiliki acuan atau
referensinya. Contohnya :
-
Meja, termasuk kata yang bermakna
referensial karena mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang
disebut “Meja”
Makna
nonrefensial adalah kata - kata yang tidak bermakna referensial karena
kata-kata itu tidak mempunyai referens atau disebut juga kata bermakna ‘non
referensial’. Contohnya :
-
‘ jika‘,’meskipun‘ memiliki
makna,tetapi tidak mempunyai acuan.
3.
Makna Denotasi dan Makna Konotasi
Makan denotasi adalah makna asli,
makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah kata. Contohnya :
-
Kata kurus bermakna denotatif
yang mana artinya ‘ keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil dari ukuran yang
normal’.
-
Kata bunga bermakna denotatif
yaitu ‘ bunga yang seperti kita lihat ditaman bunga’.
Makna konotatif adalah makna lain
yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa
dari orang atau kelompok yang menggunakan kata tersebut. Contohnya :
-
Kata bunga bermakna konotatif
yaitu: Gadis itu bunga desa kami.
4.
Makna Kata dan Makna Istilah
Makna kata adalah pada awalnya makna yang memiliki sebuah kata makna
leksikal, makna denotatif atau makna konseptual. Namun dalam penggunaan makna
kata itu baru menjadi jelas jika kata itu sudah berada dalam konteks kelimatnya
atau konteks situasinya. Contohnya :
-
Tanganya luka kena pecahan kaca.
-
lengannya luka kena pecahan kaca.
Jadi, kata
tangan dan kata lengan pada kedua kalimat di atas adalah bersinonim atau
bermakna sama.
Makna
istilah adalah makna yang mempunyai makna yang pasti, jelas dan tidak
meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat. Makna istilah hanya digunakan pada
ke ilmuan atau kegiatan tertentu. Contohnya: Kata tangan dan lengan
dalam bidang kedokteran mempunyai makna yang berbeda. Tangan bermakna
‘bagian dari pergelangan sampai ke jari tangan’, sedangkan lengan adalah
‘bagian dari pergelangan sampai kepangkal bahu’.
Jadi, kata tangan
dan lengan sebagai istilah dalam ilmu kedokteran tidak bersinonim,
karena makna yang berbeda.
5.
Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah makna yang
dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun. Contoh
:
-
Kuda memiliki
makna konseptual ‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’.
-
Rumah memiliki
makna konseptual ‘bangunan tempat tinggal manusia’.
Makna
asosiatif adalah makna yang di miliki sebuah leksem atau kata bahasa. Makna
asosiatif ini sebenarnya sama dengan lambang atau perlambangan yang digunakan
oleh suatu masyarakat. Contoh :
-
Kata melati berasosiasi
dengan sesuatu yang suci atau kesucian.
-
Kata merah berasosiasi dengan
berani.
6.
Makna Idiom dan Makna Pribahasa
Makna idiom adalah satuan ujaran
yang maknanya tidak dapat diramalkan dari unsur-unsurnya, baik secara leksikal
mauoun secara gramatikal. Contoh :
-
Membanting tulang dengan makna
‘berkerja keras’.
-
Meja hijau dengan makna
‘pengadilan’.
Makna
pribahasa adalah memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari
makna unsur-unsurnya. Contoh :
-
Tong kosong nyaring bunyinya maknanya
orang yang banyak cakap biasanya tak berilmu.
-
Bagaikan belalang yang tidak memberi
sisa apapun maknanya bagi seseorang yang kehabisan harta bendanya
karena sebab apapun. [3]
7.
Kata kias
Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan istilah arti
kiasan digunakan sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh karena itu, semua
bentuk bahasa (baik kata, frase, atau kalimat) yang tidak merujuk pada arti
sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut
mempunyai arti kiasan. Contoh :
-
puteri malam dalam arti
“Bulan”.
C.
Relasi Makna Kata
Relasi makna berhubungan dengan bentuk kata. Istilah bentuk mengacu
pada tulisan atau ucapan suatu kata. Pertalian bentuk kata dibedalkan menjadi:
1.
Sinonim
Sinonim
adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau
pengertian yang sama atau mirip. Sinonim bisa disebut persamaan kata.
Contoh
:
-
Bertemu
= berjumpa
-
Haus
= dahaga
-
Bohong
= dusta
2.
Antonim
Antonim
adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim juga disebut
juga dengan lawan kata.
Contoh
:
-
Keras
>< lembek
-
Naik
>< turun
-
Kaya
>< miskin
3.
Hipernim
dan Hiponim
Hipermin
adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi
kata umum dari pentebutan kata-kata lainnya.
Hiponim
adalah kata-kata yang terwakili oleh kata hipernim.
Contoh
:
-
Hipernim:
sabun. Hiponim: lux, citra, biore dan lain-lain.
-
Hipernim:
ikan. Hiponim: mujaer, sepat, nila, pari dan lain-lain.
4.
Homonim
Homonim
adalah dua kata atau lebih yang ejaan atau ucapanya sama,tetapi artinya
berbeda.
Contoh
:
-
Santi
sedang menanam bunga di halaman ( tanah di depan rumah ).
-
Gambar
kucing itu terdapat pada halaman dua (muka dari lembaran buku).
5.
Homograf
Homograf
adalah dua kata atau lebih yang ejaan atau tulisanya sama,tetapi artinya
berbeda.
Contoh
:
-
Yuni
sedang makan tahu ( sejenis makanan).
-
Ia
tidak tahu kalau Ayah sedang marah (mengetahui).
6.
Homofon
Homofon
adalah kata-kata yang berbunyi sama, tetapi tulisan (ejaannya) berbeda.
Contoh
:
-
Masa lalu wanita itu kurang baik (waktu atau tempo).
-
Pencuri
itu dihajar massa (masyarakat)
7.
Polisemi
Polisemi
adalah kata yang memiliki banyak makna. Istilah ini menunjukan kemungkinan
adanya satu kata yang memiliki banyak arti.
Contoh
:
-
Kakinya luka sehingga dia tidak bisa berjalan cepat (salah satu bagian
anggota badan yang menopang tubuh yang dipakai untuk berjalan).
-
Anak-anak
pramuka itu berkemah di kaki
hutan (tepi hutan).[5]
D.
Pergeseran
Makna Kata
Pergeseran makna kata adalah perubahan makna suatu kata yang di
akibatkan adanya perbedaan kurun waktu pemakaian atau pertukaran tanggapan dari
pancaindra yang merespon kata itu.
Jenis-jenis pergeseran makna kata
1.
Meluas
Makna
meluas yaitu makna kata yang sekarang lebih luas dari makna asalnya.
Contoh
: Kata ‘adik’, makna asalnya adalah ‘saudara sekandung yang lebih muda’, namun
sekarang ‘kata ini berlaku bagi semua orang yang usianya lebih muda’.
2.
Menyempit
Makna
menyempit yaitu makna kata yang sekarang lebih sempit atau terbatas dari makna
asalnya.
Contoh
: kata ‘sarjana’, makna asalnya adalah ‘cendekiawan (orang pandai), tapi
sekarang maknanya ‘gelar universitas’.
3.
Peyorasi
Makna
peyorasi adalah perubahan makna dari yang baru ke yang lama ketika yang lama di
anggap masih tetap lebih tinggi dan lebih tepat rasa serta konotasinya
dibandingkan dengan makna yang baru.
Contoh
: kata ‘oknum’, makna asalnya adalah ‘perseorangan’, namun sekarang maknanya
‘orang atau bagian dari suatu kelompok atau institusi yang bertindak kurang
baik’.
4.
Ameliorasi
Makna
ameliorasi adalah proses perubahan makna dari yang lama ke yang baru ketika
bentuk yang baru di anggap dan dirasakan lebih tinggi dan lebih tepat nila rasa
serta konotasinya dibandingkan dengan yang lama.
Contoh
:
-
Kata
‘istri’ memiliki nilai lebih tinggi daripada ‘bini’.
-
Kata
‘pramuniaga’ memiliki nilai lebih tinggi daripada ‘pelayan toko’.
5.
Asosiasi
Makna
asosiasi adalah perubahan makna akibat adanya persamaan sifat.
Contoh
: kata ‘tikus’ makna asalnya ‘binatang pengerat’, namun makna sekarang
‘koruptor’.
6.
Sinestesia
makna
sinestesia adalah perubahan akibat adanya perbedaan tanggapan antara dua indera
yang berbeda.
Contoh
:
-
Aroma
kue bolu itu sangat manis. (pencium, perasa)
BAB III
KESIMPULAN
Makna kata dapat diartikan sebagai maksut yang terkandung di dalam
suatu kata, pembicaraan, atau pikiran. Makna kata terdiri atas beberapa jenis,
meliputi:
1.
Makna
leksikal dan gramatikal
2.
Makna
referensial dan non referensial
3.
Makna
denotasi dan konotasi
4.
Makna
kata dan istilah
5.
Makna
konseptual dan asosiatif
6.
Makna
ideomatikal dan pribahasa
7.
Makna
kias
Makna kata juga mempunyai relasi, meliputi: sinonim, hiponim,
antonim, homonim, homograf, homofon, dan polisemi. Selain itu, makna kata
mengalami pergeseran yaitu meluas, menyempit, ameliorasi, peorasi, asosiasi dan
sintesia.
Daftar
Pustaka
Chaer, Abdul, Pengantar Sematik Bahasa Indonesia, edisi
revisi, Jakarta: Rineka Cipta,2002
Fitriany, Yunita, EYD dan Kaidah bahasa Indonesia, Jakarta:
Transmedia Pustaka,2015
Mahayana, Maman S., Bahasa Indonesia Kreatif, Jakarta: Penaku, 2008
Taufiqurrachman, Leksikologi Bahasa Arab, Yogyakarta: Sukses
Offset,2008
[1] Yuanita
Fitiyani, EYD dan Kaidah Bahasa Indonesia, (Jakarta: Transmedia Pustaka 2015)
h. 269
[2] Abdul
Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002) h.101
[3] Taufiqurrachman,
Leksikologi Bahasa Arab, (Yogyakarta: Sukses Offset 2008) hl.82-91
[5] Maman
Mahayana,Basaha Indonesia Kreatif, (Jakarta:penaku 2008) hl.107-110
[6] Ibid
hal.110-111
Tidak ada komentar:
Posting Komentar